skip to main |
skip to sidebar
19:55
Labels:
Intermezzo
Kunang-kunang seringkali
disebut sebagai binatang kecil yang menyala. Cahaya yang indah ini
menarik banyak anak kecil untuk memburu binatang ini saat senja. Tapi,
tahukah Anda mengapa serangga ini mampu menyala?
Jawabannya
karena dalam perut kunang-kunang berisi sebuah senyawa organik yang
disebut luciferin. Saat udara masuk ke dalam perut, kunang-kunang
bereaksi dengan senyawa luciferin. Sebuah reaksi kimia dari senyawa
tersebut mengeluarkan cahaya khas kunang-kunang.
Cahaya ini seringkali
disebut cahaya dingin karena hanya menghasilkan sedikit panas.
Kunang-kunang dapat mengatur aliran udara ke dalam perut untuk membuat
pola berdenyut.
Beberapa ahli berpikir gaya mencolok cahaya
kunang-kunang tersebut menjadi peringatan kepada predator bahwa serangga
ini berasa pahit. Sayangnya, sinyal ini tidak berarti bagi beberapa
katak yang tetap memakan kunang-kunang meski hewan ini mulai bersinar.
Selain
sebagai pelindung dari predator, cahaya kunang-kunang jantan juga
berguna untuk memberikan sinyal hasrat kunang-kunang jantan untuk
pasangan. Kunang-kunang betina yang bersedia dengan ajakan kunang-kunang
jantan akan memberikan kilatan cahaya.
Tidak semua kedipan
cahaya kunang-kunang dimotivasi oleh cinta. Meskipun setiap spesies
kunang-kunang memiliki pola kedipan sendiri, beberapa kunang betina
meniru pola spesies lain. Kunang-kunang jantan mendarat di samping
mereka hanya untuk dimakan hidup-hidup.
Kedipan cahaya
kunang-kunang bukan hanya penghias keindahan malam. Binatang ini
menampilkan sebuah keunikan, tapi kadang-kadang bisa mematikan. Inilah
ungkapan cinta kunang-kunang.
Dari temuan ini dapat disimpulkan
bahwa kedipan cahaya kunang-kunang merupakan akibat reaksi kimia antara
senyawa organik dalam perut dengan udara.